logo
 
 
  Indonesia | English  
 
    JALAN TUHAN

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yakobus 1:12)

Banyak orang Kristen lebih suka untuk menerima hal-hal yang menyenangkan dari Tuhan, apalagi jika berbicara tentang berkat. Sebaliknya tidak banyak orang yang suka dengan jalan Tuhan. Mengapa demikian ? Karena jalan Tuhan bukan hanya berbicara tentang hal-hal yang menyenangkan, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman bagi kita. Justru lewat hal-hal yang tidak enak itulah banyak orang yang baru bisa mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Bagi kebanyakan orang, mereka lebih mudah untuk mentaati Firman Tuhan ketika berada di tengah kondisi yang menyenangkan. Padahal jika kita mau mengenal jalan Tuhan maka kita harus berani melewati suka dan duka di dalam hidup ini, tidak bisa pilih yang enak-enak saja.

Jika kita membaca ayat ini ( Yak. 1:12), siapakah sesungguhnya orang yang mengasihi Tuhan ? Menurut ayat ini, Orang yang mengasihi Tuhan adalah orang yang bertahan dalam percobaan, orang yang benar-benar tahan uji.

Apakah yang dimaksud dengan tahan uji ? Kita harus mengakui bahwa pencobaan pasti tidak menyenangkan bagi daging kita. Daging kita lebih suka dengan hal-hal yang menyenangkan, sementara pencobaan itu berlawanan dengan keinginan daging. Dan orang yang tahan uji adalah orang yang tetap bertahan dan setia kepada Tuhan ketika ia ada di dalam situasi seperti ini. Namun, banyak orang ketika ada dalam pencobaan mereka lebih memilih untuk mengambil jalan menurut kehendaknya sendiri. Orang-orang seperti ini bukanlah orang-orang yang tahan uji. Jadi, dengan demikian kita bisa mengevaluasi diri kita sendiri. Apakah benar bahwa kita adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan? Ketika kita menghadapi pencobaan, apakah tindakan kita ? Apakah kita bertindak menurut kemauan dan kedagingan kita sendiri atau menurut apa yang Tuhan inginkan ? Sesederhana inikah untuk kita bisa menguji diri kita sendiri apakah benar kita mengasihi Tuhan.

Di dalam kehidupan kita sehari-hari, ada banyak peristiwa yang terjadi. Sebagai orang Kristen yang mau terus mengalami kedewasaan rohani, maka kita harus mengerti bahwa suatu pencobaan bisa menjadikan kita sebagai orang-orang yang tahan uji. Bagaimana respon kita ketika ada dalam pencobaan sangat menentukan hasil akhirnya. Banyak orang memberikan respon yang bersifat negatif ketika mereka ada dalam pencobaan. Ada yang melampiaskan amarah mereka, cenderung menyalahkan orang lain atau situasi. Sementara Firman Tuhan tidak mengajarkan kita seperti itu. Di sini kita bisa melihat bahwa kita mempunyai pilihan untuk memberikan respon ketika ada di dalam pencobaan. Jika kita memberikan respon yang salah, maka kita tidak akan lulus ujian. Tetapi orang yang mengasihi Tuhan pasti akan memberikan respon yang positif.

Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa mengasihi Dia tidaklah terlalu sulit. “Kamu adalah sahabat-ku, jika kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” (Yoh. 15:14). Dari hal-hal kecil kita bisa menunjukkan bahwa kita mengasihi Dia ketika kita menuruti segala perintah-Nya. Mengasihi Tuhan dan menuruti perintah-Nya adalah pilihan, tidak bisa dipaksakan.

Sesungguhnya Tuhan mengetahui apa yang ada di dalam hati kita, apakah kita benar-benar mengasihi Dia. Bangsa Israel membutuhkan waktu 40 tahun dalam perjalanan mereka menuju ke Tanah Perjanjian, yang sebenarnya bisa ditempuh hanya dalam waktu 2 tahun. Tetapi Tuhan memperpanjang perjalanan mereka dengan maksud untuk mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, apakah mereka menuruti perintah Tuhan atau mengikuti kemauan mereka sendiri. Saya percaya bahwa akan tiba masanya ketika Tuhan meminta sesuatu yang sangat berharga dari kita (sama seperti ketika Ia meminta Ishak dari Abraham untuk di persembahkan). Nah, bagaimanakah respon kita? Apakah kita siap untuk menyerahkan kepada Tuhan?

Dari kisah Abraham dan Ishak, kita pun bisa melihat bahwa sesungguhnya Tuhan ingin mengetahui isi hati Abraham, apakah Abraham sungguh mengasihi dan menuruti perintah Tuhan karena Tuhan sudah memberikan janji yang besar kepada Abraham Sekarang, kita percaya bahwa Tuhan pun sudah memberikan janji yang besar bagi kita. Bagaimanakah respon kita ketika kita mengalami seperti yang dialami oleh Abraham, ketika Tuhan meminta sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan kita supaya janji Tuhan itu digenapi ? Apakah kita siap, saudara? Ketika Tuhan meminta waktu, tenaga, dan uang kita, bahkan anggota keluarga kita untuk melayani Dia?

Dalam kehidupan pasti selalu ada berita buruk dan berita baik. Berita buruk adalah saat Tuhan meminta sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan kita. Bagaimanakah respons kita? Dan berita baiknya adalah pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kita. “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manuasia. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Kor. 10:13). Karena itu, setiap kita harus menyadari bahwa di dalam diri setiap kita Tuhan sudah memberikan potensi yang luar biasa yang perlu digali, supaya masing-masing kita memberikan kontribusi dipekerjaanNya. Haleluya !
       
 
 
    Kembali