logo
 
 
  Indonesia | English  
 
   
    001.jpg

        Nama aku Hendry, aku dibesarkan dari keluarga yang taat dan bertaqwa dalam ajaran kepercayaan agama Budha. Aku anak bungsu dari tiga bersaudara, masa kecilku kulalui dengan manis, namun selepas SMP kehidupanku mulai berubah. Pergaulan dengan teman-teman membawaku mengenal narkoba. Perlahan namun pasti aku mulai berkenalan dengan semua jenis narkoba. Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, hidupku kulalui dengan mengkonsumsi narkoba. Semakin lama hidupku semakin kacau, dan akibat dari semua itu aku tidak pernah menamatkan SMA.

        Dalam usia yang relatif muda aku sudah menjadi pecandu sekaligus bandar narkoba yang sangat terkenal di kota mana aku tinggal. Dalam keseharianku hanyalah mabuk dan berfoya-foya menghabiskan harta orang tuaku, mulai dari rumah, mobil, sepeda motor serta barang berharga lainnya semuanya aku gadaikan dan aku jual untuk membeli narkoba. Kemudian keluargaku mulai mengetahui sepak terjangku diluar, lalu mereka membawaku ke dokter psikiater, mereka berharap aku dapat disembuhkan dari keterikatan narkoba, namun tidak berhasil.

        Lalu keluargaku membawaku ke sebuah Pesantren Khusus Rehabilitasi Narkoba yang ada di Jawa Barat, aku menjalani hari-hariku sebagai seorang muslim, lima tahun lamanya aku berada disana dan pada akhirnya aku berhasil sembuh dari keterikatan narkoba. Lalu aku pulang ke kota dimana aku dilahirkan, aku sangat senang bisa berkumpul kembali bersama dengan keluarga yang aku cintai dalam keadaan seperti dilahirkan kembali, bebas dari belenggu narkoba. Namun keadaan ini tidaklah berlangsung lama  ( pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik ) teman-temanku mulai mempengaruhiku untuk menjadi seorang bandar narkoba.

        Dengan finansial yang aku miliki, aku memesan narkoba jenis Sabu dan Ekstasi dalam jumlah yang besar dan berharap aku bisa mendapatkan keuntungan yang banyak dari penjualan itu. Kemudian Polisi mulai mengetahui usaha yang ku jalani. Aku menjadi target operasi Polisi, namun aku orang yang sangat cerdik, licin seperti belut, ketika ada penyergapan aku selalu lolos. Tapi ada pepatah sepandai-pandainya tupai meloncat namun pasti akan jatuh juga. Singkat cerita akhirnya aku tertangkap juga, lalu aku di vonis 4 tahun penjara dengan berbagai macam tuduhan, dari mulai penggelapan, penipuan, pemakai dan pengedar narkoba. Aku jalani hari-hariku bersama dinginnya lantai dan dinding penjara.

        Singkat cerita aku di injili didalam penjara selama 3 bulan oleh sesama narapidana, kemudian aku putuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Slamatku. Ditempat inilah Tuhan terus menuntun setiap langkahku, hari demi hari aku terus dibentuk dan diproses oleh Tuhan serta mengalami mujizat demi mujizat, tetapi aku kehilangan istri dan anak yang kukasihi. Pada suatu saat aku bernazar kepada Tuhan, bila mana bebas dari penjara aku akan menyerahkan sisa hidupku untuk melayani Tuhan. Rancangan-Mu bukanlah Rancanganku, Jalanku bukanlah Jalan-Mu. Jalan Tuhan memang tak terselami oleh siapapun. Aku bersyukur kepada Tuhan, dalam peristiwa ini aku boleh mengenal Tuhan Yesus. Tuhan bisa pakai siapa saja, dimanapun dan dalam kondisi apapun supaya berita keselamatan boleh didengar oleh semua orang.

        Di akhir-akhir  masa pembebasan aku bingung mau kemana setelah bebas nanti, dan pada akhirnya aku bertemu dengan suatu yayasan yang bergerak didalam pelayanan yang ada dipenjara yaitu YASINDO. Dan mereka bertanya kamu kapan bebas dan setelah bebas mau kemana?. Pertanyaan itu seakan-akan mereka mengetahui apa yang sedang jadi pergumulanku. Mungkin itulah yang disebut Tuhan mengerti setiap hati orang-orang yang berharap kepada-Nya. Mereka menawarkan tempat untuk saya dibina setelah bebas nanti, lalu aku langsung mengiyakan dan setelah bebas aku langsung menghubungi Yayasan YASINDO. Singkat cerita aku dibina selama satu tahun di yayasan YASINDO lalu aku di sekolahkan di SAB (Sekolah Alkitab Batu) Malang selama 9 bulan, setelah itu aku praktek selama satu tahun disebuah gereja yang ada dikota Magetan Jawa timur, lalu aku melanjutkan kuliah di STT INTHEOS Surakarta dengan mengambil Prodi Pendidikan Agama Kristen, aku berharap bisa mendedikasikan ilmuku kepada anak-anak yang ada diperdesaan yang dimana tidak ada Guru Agama Kristennya.

        Pada bulan September merupakan hari yang paling berbahagia dalam hidupku, dimana aku telah menyelesaikan kuliah dengan hasil yang cukup memuaskan. Aku  mengucapkan terima kasih kepada YASINDO yang sudah mendukungku sampai aku memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen. Sekarang aku  sudah mengajar disebuah Sekolah Dasar sekaligus merangkap menjadi Gembala Sidang di Gereja Pantekosta Isa Almasih EL-BETHEL desa Jogororgo. Itu semua karena oleh karena kemurahan Tuhan. Tuhan memakai YASINDO untuk menjadi berkat khususnya kepada mantan narapidana seperti aku ini. Terima kasih YASINDO. Inilah kesaksianku, kiranya bisa menjadi berkat, Tuhan dapat memakai siapa saja yang serius menyerahkan diri untuk bertobat serta dipakai untuk alat kemuliaannya. Amien. Tuhan Yesus Memberkati.

       
 
       Galeri

 
002.jpg
 
 
003.jpg
 
 
004.jpg
 
       
 
    Kembali