|
|||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||
Indonesia | English | |||||||||||||||||||||
Nama aku Hendry, aku dibesarkan
dari keluarga yang taat dan bertaqwa dalam ajaran kepercayaan agama Budha. Aku
anak bungsu dari tiga bersaudara, masa kecilku kulalui dengan manis, namun
selepas SMP kehidupanku mulai berubah. Pergaulan dengan teman-teman membawaku
mengenal narkoba. Perlahan namun pasti aku mulai berkenalan dengan semua jenis
narkoba. Hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, hidupku
kulalui dengan mengkonsumsi narkoba. Semakin lama hidupku semakin kacau, dan
akibat dari semua itu aku tidak pernah menamatkan SMA. Dalam usia yang relatif muda aku
sudah menjadi pecandu sekaligus bandar narkoba yang sangat terkenal di kota
mana aku tinggal. Dalam keseharianku hanyalah mabuk dan berfoya-foya
menghabiskan harta orang tuaku, mulai dari rumah, mobil, sepeda motor serta
barang berharga lainnya semuanya aku gadaikan dan aku jual untuk membeli
narkoba. Kemudian keluargaku mulai mengetahui sepak terjangku diluar, lalu
mereka membawaku ke dokter psikiater, mereka berharap aku dapat disembuhkan
dari keterikatan narkoba, namun tidak berhasil. Lalu keluargaku membawaku ke
sebuah Pesantren Khusus Rehabilitasi Narkoba yang ada di Jawa Barat, aku
menjalani hari-hariku sebagai seorang muslim, lima tahun lamanya aku berada
disana dan pada akhirnya aku berhasil sembuh dari keterikatan narkoba. Lalu aku
pulang ke kota dimana aku dilahirkan, aku sangat senang bisa berkumpul kembali
bersama dengan keluarga yang aku cintai dalam keadaan seperti dilahirkan
kembali, bebas dari belenggu narkoba. Namun keadaan ini tidaklah berlangsung
lama ( pergaulan yang buruk merusak
kebiasaan yang baik ) teman-temanku mulai mempengaruhiku untuk menjadi seorang
bandar narkoba. Dengan finansial yang aku
miliki, aku memesan narkoba jenis Sabu dan Ekstasi dalam jumlah yang besar dan
berharap aku bisa mendapatkan keuntungan yang banyak dari penjualan itu.
Kemudian Polisi mulai mengetahui usaha yang ku jalani. Aku menjadi target
operasi Polisi, namun aku orang yang sangat cerdik, licin seperti belut, ketika
ada penyergapan aku selalu lolos. Tapi ada pepatah sepandai-pandainya tupai
meloncat namun pasti akan jatuh juga. Singkat cerita akhirnya aku tertangkap
juga, lalu aku di vonis 4 tahun penjara dengan berbagai macam tuduhan, dari
mulai penggelapan, penipuan, pemakai dan pengedar narkoba. Aku jalani hari-hariku
bersama dinginnya lantai dan dinding penjara. Singkat cerita aku di injili
didalam penjara selama 3 bulan oleh sesama narapidana, kemudian aku putuskan
untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Slamatku. Ditempat inilah Tuhan
terus menuntun setiap langkahku, hari demi hari aku terus dibentuk dan diproses
oleh Tuhan serta mengalami mujizat demi mujizat, tetapi aku kehilangan istri
dan anak yang kukasihi. Pada suatu saat aku bernazar kepada Tuhan, bila mana
bebas dari penjara aku akan menyerahkan sisa hidupku untuk melayani Tuhan.
Rancangan-Mu bukanlah Rancanganku, Jalanku bukanlah Jalan-Mu. Jalan Tuhan
memang tak terselami oleh siapapun. Aku bersyukur kepada Tuhan, dalam peristiwa
ini aku boleh mengenal Tuhan Yesus. Tuhan bisa pakai siapa saja, dimanapun dan
dalam kondisi apapun supaya berita keselamatan boleh didengar oleh semua orang. Di akhir-akhir masa pembebasan aku bingung mau kemana
setelah bebas nanti, dan pada akhirnya aku bertemu dengan suatu yayasan yang
bergerak didalam pelayanan yang ada dipenjara yaitu YASINDO. Dan mereka
bertanya kamu kapan bebas dan setelah bebas mau kemana?. Pertanyaan itu
seakan-akan mereka mengetahui apa yang sedang jadi pergumulanku. Mungkin itulah
yang disebut Tuhan mengerti setiap hati orang-orang yang berharap kepada-Nya.
Mereka menawarkan tempat untuk saya dibina setelah bebas nanti, lalu aku
langsung mengiyakan dan setelah bebas aku langsung menghubungi Yayasan YASINDO.
Singkat cerita aku dibina selama satu tahun di yayasan YASINDO lalu aku di
sekolahkan di SAB (Sekolah Alkitab Batu) Malang selama 9 bulan, setelah itu aku
praktek selama satu tahun disebuah gereja yang ada dikota Magetan Jawa timur,
lalu aku melanjutkan kuliah di STT INTHEOS Surakarta dengan mengambil Prodi
Pendidikan Agama Kristen, aku berharap bisa mendedikasikan ilmuku kepada
anak-anak yang ada diperdesaan yang dimana tidak ada Guru Agama Kristennya.
Pada bulan September merupakan
hari yang paling berbahagia dalam hidupku, dimana aku telah menyelesaikan
kuliah dengan hasil yang cukup memuaskan. Aku
mengucapkan terima kasih kepada YASINDO yang sudah mendukungku sampai
aku memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen. Sekarang aku sudah mengajar disebuah Sekolah Dasar
sekaligus merangkap menjadi Gembala Sidang di Gereja Pantekosta Isa Almasih
EL-BETHEL desa Jogororgo. Itu semua karena oleh karena kemurahan Tuhan. Tuhan
memakai YASINDO untuk menjadi berkat khususnya kepada mantan narapidana seperti
aku ini. Terima kasih YASINDO. Inilah kesaksianku, kiranya bisa menjadi berkat,
Tuhan dapat memakai siapa saja yang serius menyerahkan diri untuk bertobat
serta dipakai untuk alat kemuliaannya. Amien. Tuhan Yesus Memberkati. |
|||||||||||||||||||||
Galeri
|
|||||||||||||||||||||
Kembali | |||||||||||||||||||||