logo
 
 
  Indonesia | English  
 
   
    001.jpeg
Pergunakan Waktu yang Ada

Nama saya Leonard Panjaitan, lahir di Desa Gonting Pege, kec Siatas Barita, kab Tapanuli Utara pada tgl 10 Juli 1979. Saya anak ke 8 dari 15 bersaudara. Ayah saya punya 3 orang istri dan saya adalah anak ke lima dari istri ayah yang kedua. Ketika saya dibangku SD ibu saya meninggal, sehingga saya harus di asuh oleh sanak famili dan terpaksa harus pindah sekolah beberapa kali.
Setelah tamat SD saya lanjut sekolah di SMP Negeri 1 Tarutung dan kemudian lanjut ke SMU Negeri 1 Sipoholon. Oleh karena beberapa hal saya harus meninggalkan sekolah dan merantau ke beberapa kota di Sumatera. Namun di akhir perantauan, saya harus berhadapan dengan pihak kepolisian karena melanggar hukum KUHP 338/340  di daerah Kisaran.

Saya bekerja di perkebunan kelapa sawit di daerah Mandoge, kab. Asahan. Saat itu saya bermasalah dengan pimpinan saya yang dimana pimpinan saya itu juga yang memasukkan saya bekerja ditempat itu. Saya memukul dia dengan cangkul  dan mengakibatkan dia meninggal dunia. Ketika kawan tersebut meninggal dunia saya sempat melarikan diri selama 1 minggu, tetapi akhirnya saya tertangkap pada tgl 7-11-2007  dan di masukkan ke Polsek Mandoge yang kemudian dikirim ke Lapas Labuhan Ruku, Batubara. Selama 5 bulan saya di sidang di Pengadilan Kisaran sebanyak 13 kali  dengan vonis 11 tahun penjara. Pada awal bulan April 2008 saya dengan beberapa teman di pindahkan ke Lapas Klas I Dewasa Tanjung Gusta, Medan.
Selama di penjara saya mengenal banyak hamba Tuhan dan mulai mengalami pertobatan. Hari-hari di penjara saya isi dengan mengikuti ibadah, kursus Alkitab dan pelatihan kerohanian seperti Program  Pelatihan Rehabilitasi Rohani dari Nathania Ministry dan juga program Evangelism Explosion.

Di Lapas ini juga saya mengenal Yasindo baik Yasindo Sumut yang di pimpin oleh Pdt Manahan Sihombing M Pd. dan juga Yasindo Pusat yang di pimpin oleh Bapak Ir. Tan Tek Houw dan Ibu drg Maria Tan. Saya bebas  dengan pembebasan bersyarat (PB) pada tanggal 20 Mei 2013. Berhubung saya sudah berniat masuk Yasindo, saya hanya pulang 1 malam ke kampung dan 1 malam kerumah kakak lalu langsung ke rumah Bpk Pdt Manahan Sihombing di Medan.
Pada tgl 23 Mei 2013 saya di berangkatkan ke Jakarta dengan Bis Antar Lintas Sumatra (ALS). Setelah menempuh perjalanan selama 3 malam 4 hari barulah saya sampai di kota Jakarta pada tgl 26 Mei 2013. Saya dibina di asrama selama 13 bulan dan beberapa kali saya sudah hampir mau pulang kampung karena banyak tantangan yang saya hadapi dengan kawan-kawan yang ada asrama. Namun oleh karena pertolongan Tuhan saya bisa melewati semua itu. Pembentukan di asrama Yasindo membuat saya kuat menghadapi perjuangan dalam pelayanan di pedalaman Kalimantan Barat yang jauh dari kota dan kenyamanan hidup, karena di asrama saya harus taat bangun pagi untuk renungan dan sabar mengampelas kayu setiap hari.
Pada tgl 24 Juni 2014 saya bersama teman di asrama Sdr Elprianto Sianipar di berangkatkan sekolah ke Pusat Pelatihan Misi Terpadu (PPMT) Anjungan, Kalimantan Barat. Setelah 2 malam 3 hari menumpang kapal Pelni, tibalah kami di pelabuhan Pontianak dan kami dijemput Sdr Bambang Lodewijk, anak Yasindo yang sudah sekolah di PPMT. Dua minggu setelah itu kami dikunjungi oleh pak Tan dan ibu Maria di PPMT Anjungan.

Setelah mengikuti pendidikan selama 1 tahun di PPMT Anjungan, saya langsung terjun ke pelayanan dan menggembalakan di GSPDI jemaat Filipi Air Mati, Kec Toho, Kab Mempawah, Kalbar.
Setelah mengabdi di GSPDI selama 2 tahun, kemudian saya bergabung dengan Gereja Persekutuan Sidang Kristus (GPSK). 
Tanggal 8 April 2017 penggembalaan di GPSK El Shaddai Tatai, Ketungau Tengah.     Tanggal 14 April 2018 di pindah penggembalaan ke GPSK Ezra Matai, Ketungau Tengah. Tanggal 26 Januari 2019 di pindah lagi penggembalaan ke GPSK Bukit Zaitun, Desa Muakan Petinggi, kec Ketungau Hulu sampai sekarang.   
Puji Tuhan, kebaikan Tuhan bukan hanya sampai disitu. Tuhan tahu bahwa saya juga membutuhkan seorang pendamping hidup. Tuhan kirim seorang wanita cantik, Pdt Ririn Yuniyati S.Th dari Gereja GPSK Bethel Bekuan di Kec Senaning yang bersedia menjadi istri saya. Maka pada tgl 25 Januari 2020 saya dan Ririn melangsungkan pernikahan dan saat ini kami penggembalaan bersama-sama di GPSK Bukit Zaitun.

Inilah perjalanan hidup saya dan saya mengucapkan terima kasih atas semua pertolongan yang diberikan oleh Yasindo, baik Yasindo Sumut maupun Yasindo Pusat sehingga saya ada sebagaimana saya ada seperti saat ini. Walaupun saya hanya mengikuti pelatihan selama 1 tahun tetapi diberi kepercayaan untuk menggembalakan jemaat di salah satu Gereja. Ini semua karena kemurahan Tuhan dan koneksi Yasindo dengan Lembaga Gereja tersebut.
Melalui kesaksian ini saya ingin memotivasi Saudara, khususnya yang ada di balik jeruji besi. Memang Yasindo bukan Yayasan yang menjamin kenyamanan ketika anda di sana, namun Yasindo bisa menjadi solusi bagi Saudara yang mau berubah dan bertobat untuk diperlengkapi menuju sebuah kehidupan yang lebih bermakna. 
Ketika kesempatan masih ada mari kita gunakan sebaik mungkin karena belum tentu ada kesempatan datang kedua kali. Seperti Alkitab berkata “Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang di persiapkan  Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya.” (Ef 2:10).

Semoga kesaksian ini menjadi berkat bagi Saudara untuk mendorong dan memotivasi saudara untuk hidup lebih baik lagi.

Tuhan Yesus memberkati.

       
 
       Galeri

 
002.jpeg
 
 
003.jpeg
 
 
004.jpeg
 
       
 
    Kembali